Uji Hedonik Kualitas Minuman Teh Fungsional dari Proporsi Daun Mint dan Daun Melinjo serta Lemon Kering
Abstract
Minuman teh sebagai bahan penyegar akan memberikan dampak yang positif bagi tubuh karena memiliki potensi senyawa untuk kesehatan. Pengembangan produk teh yang bernilai untuk kesehatan haruslah terus dikembangkan. Penggunaan bahan alam yang aman dan berkualitas akan menjawab tantangan tersebut dalam membuat produk teh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas melinjo [Gnetum gnemon L.] dan daun mint sebagai minuman fungsional dengan penambahan lemon kering dalam kualitas sensori. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen untuk mendapatkan data dan menggunakan uji Kruskal Wallis sebagai uji analisis datanya. Sampel percobaan yang diuji ada tiga macam, T0 (40% daun melinjo: 40% daun mint: 20% lemon) T1 (50% daun melinjo: 30% daun mint: 20% lemon) T2: ( 30% daun melinjo: 50% daun mint: 20% lemon). Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi uji sensorik yang terdiri dari rasa, aroma, warna dan kejernihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah daun mint dan semakin sedikit jumlah daun melinjo dapat meningkatkan tingkat minat panelis terhadap nilai aroma, warna dan kejernihan. Namun seiring dengan bertambahnya jumlah daun mint menyebabkan menurunnya minat panelis terhadap rasa teh sebagai minuman fungsional. Berdasarkan analisis Kruskall Wallis terhadap penilaian panelis terhadap daun melinjo dan daun mint sebagai minuman fungsional dengan penambahan lemon kering tidak memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap rasa, warna, aroma dan kejernihan. Formulasi terbaik sebagai pengobatan yang dihasilkan dari penelitian ini berdasarkan parameter sensorik adalah minum fungsional dengan perlakuan T2 (30% daun melinjo: 50% daun mint: 20% lemon kering.