SOSIALISASI PERBANYAKAN BIBIT TEBU (Saccharum Offocinarum L.) KLON SB DENGAN BIBIT ASAL BAGAL I MATA TUNAS DI DESA GINTUNGAN KECAMATAN KEMBANGBAHU LAMONGAN
Abstract
Desa Gintungan merupakan desa yang sebagian besar penduduknya mata pencahariannya sebagai petani palawija dan perkebunan tebu. Menurut (Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, 2007) Desa Gintungan terletak pada ketinggian 35m dpl dengan suhu rata-rata 230C-320C dan curah hujan rata-rata 410mm/tahun. Petani tebu di desa ini sebagian besar masih belum menerapkan budidaya secara sempurna. Penggunaan bibit tebu pada umumnya diambil budidaya tanaman tebu sebelumnya dan menggunakan sistem bagal sehingga bibit yang dibutuhkan semakin banyak dan hasil yang didapatkan tergolong sangat rendah. Dengan demikian maka perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang pengenalan pembuatan bibit yang dianggap sebagai trobosan baru untuk meningkatkan produktifitas tanaman tebu. Teknologi budidaya tanaman tebu yang belum dikenal oleh petani adalah penggunaan bibit tebu asal bagal satu mata tunas. Petani tebu biasanya menanam tebu dengan menggunakan bibit bagal dengan 3-4 mata tunas, sehingga untuk penanaman membutuhkan bibit yang banyak. Dengan penggunaan bibit mata tunas yang banyak biasanya bibit tidak bisa tumbuh 100% karena posisi mata tunas tidak sejajar sehingga ada mata tunas yang menghadap ke arah tanah dan tidak bisa tumbuh sempurna. Penggunaan bibit tebu dengan satu mata tunas ini dianggap sebagai alternatif yang sangat efektif dan efisien bagi petani. Dengan menggunakan bibit jenis ini maka kebutuhan bibit untuk budidaya tebu semakin sedikit tetapi dengan bagal mata tunas satu dan metode penanaman yang benar maka bibit tebu tersebut yang ditanam akan tumbuh 100%.