PENGARUH PELAKSANAAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TERHADAP HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA UPTD LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN TUBAN
Abstract
Laboratorium adalah tempat yang dirancang untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang terkait dengan pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan yang dilakukan di laboratorium sangat erat dengan penggunaan bahan kimia yang bersifat asam, korosif, dan bahan toksik. Kegiatan di laboratorium juga menghasilkan limbah cair dengan kandungan bahan-bahan berbahaya cukup tinggi. Seluruh kegiatan yang berkaitan dengan tindakan pengelolaan limbah infeksius, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah umum harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja yang ada dan harus dilakukan evaluasi secara berkala. Oleh sebab itu maka diperlukan penelitian terkait pengaruh pelaksanaan standart operasional prosedur pengolahan limbah cair sehingga limbah cair yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan sekitar
UPTD Laboratorium Kesehatan Kabupaten Tuban menghasilkan limbah cair yang berasal dari kegiatan produksi/ pemeriksaan sampel, ruang sterilisasi, kamar mandi/WC, dan pencucian di wastafel seluruhnya dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan menggunakan saluran air limbah (jaringan perpipaan). Air limbah dari berbagai saluran dialirkan masuk ke bak ekualisasi. Dari ekualisasi air limbah di pompa ke bak input, dalam bak ini terdapat pompa submersible yang bertujuan untuk memompa air limbah menuju reaktor aerob. Di dalam reaktor aerob diisi bakteri areobik yang tumbuh dan melekat pada media, bakteri ini akan menguraikan polutan dalam air limbah. Dari reaktor aerobik, air limbah mengalir ke filtrasi akhir (Clarifier). Air limbah yang telah jernih dialirkan ke kolam parameter, sementara sisa endapan di recycle kembali ke bak ekualisasi untuk diproses ulang. Air dari proses filtrasi akhir mengalir secara gravitasi ke kolam parameter. Klorinasi dilakukan dengan menggunakan klorin tablet untuk disinfeksi air limbah.