Perbedaan Kejadian Insomnia Pada Lansia Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Terapi Air Hangat Pada Kaki
DOI:
https://doi.org/10.30587/ijpn.v1i2.2314Keywords:
insomnia, lansia, terapi air hangatAbstract
Gejala insomnia sering terjadi pada lansia, bahkan hampir setengah dari jumlah lansia mengalami kesulitan memulai tidur dalam mempertahankan tidurnya. Tujuan penelitian ini untuk Menganalisis Perbedaan Kejadian Insomnia Pada Lansia Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Air Hangat Pada Kaki Di Dusun Bukabu Sumenep. penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperimen, dengan jenis penelitian One Grup Pre-Post Test Design. Populasinya adalah semua lansia yang mengalami insomnia. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian analisis menunjukkan bahwa hampir setengahnya tingkat insomnia sebelum diberikan terapi air hangat adalah sedang sebanyak 38 lansia (48%), sebagian besar tingkat insomnia lansia sesudah dilakukan terapi air hangat adalah ringan 42 lansia (53%). Hasil analisis perbedaan tingkat insomnia sebelum dan sesudah dilakukan terapi air hangat diperoleh nilai p value (0,000) < (0,05) yang berarti Ho ditolak Ha diterima. Terapi air hangat dapat digunakan sebagai alternativ untuk mengurangi insomnia lansia.
References
Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Bandiyah. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Jakarta : Nuha Medika
Bustan. (2015). Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta
Darmojo, B. (2009). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Dewi, PA. (2013). Angka Kejadian serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia) Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar Bali.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (2015). Renstra. Diakses: file:///C:/Users/user/Downloads/RENSTRA.pdf
Effendi. (2009). The Power Of Corporate Governance : Teori dan Implementasi. Jakarta : Salemba EmpatErliana, Erna, dkk. (2013). Perbedaan Tingkat Insomnia Lansia Sebelum dan Sesudah Latihan Relaksasi Otot Progresif (Progressive Muscle Relaxation) Di BPSTW Ciparaw Bandung.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Erlangga
Fatimah. (2011). Merawat manusia lanjut usia suatu pendekatan proses keperawatan gerontologi. Jakarta:T
Hidayat, A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika
Intan, Novita. (2010). Dasar-dasar Fisioterapi pada Cedera Olahraga. Yogyakarta : UNY Journal Studies
Iwan. (2009). Skala Insomnia (KSPBJ-Insomnia Rating Scale). Diakses: http://www.sleepnet.com. Diakses 28 Mei 2015.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Diakses: file:///C:/Users/user/Downloads/Analisis%20Lansia%20Indonesia%202017%20(5).pdf
Khotimah (2012). Pengaruh Rendaman Air Hangat pada Kaki dalam Meningkatkan Kuantitas Tidur Lansia. Jombang : UPTDU Journal Nursing Studies.