PSIKOEDUKASI DETEKSI DINI PERKEMBANGAN ANAK DI DUSUN TEMPURAN, DESA PINGGIR
Abstract
Menaiknya kasus Covid-19 pada varian Omicron berdampak pada kegiatan belajar mengajar secara langsung di sekolah, sehingga 24/7 anak lebih banyak menghabiskan waktu di lingkungan rumah dan masyakat. Sehingga, perlu adanya pengetahuan orang tua dalam mendidik anaknya di rumah dan pemantauan perkembangan anak agar sesuai dengan tahap perkembangan yang ada. Karena, jika tahap perkembangan tersebut terlambat atau bahkan tidak dapat berkembang dengan baik maka akan dapat berpengaruh terhadap tahap perkembangan – perkembangan yang lainnya (misal, perkembangan kognitif, perkembangan emosi, perkembangan sosial, dan lainnya). Hal ini dapat pula memicu pola perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma masyarakat yang berlaku. Maka, dirasa perlu untuk melakukan penyuluhan perihal deteksi dini perkembangan anak kepada para orang tua. Sehingga, masyarakat terutama para orang tua tidak lagi berpedoman pada mitos ataupun rumor yang berkembang di masyarakat. Sehingga mereka dapat lebih peka dalam mengamati perkembangan mental anaknya pada setiap tahap perkembangan, apakah sang anak berkembang sesuai dengan usianya atau tidak. Salah satu metode yang paling sering digunakan dalam pelaksaan psikoedukasi adalah penyuluhan. Cara ini dianggap paling mudah untuk dilakukan dan diharapkan efektif dalam penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Kegiatan Psikoedukasi Deteksi Dini Perkembangan Anak ini merupakan suatu kegiatan sebagai salah satu bentuk pengabdian ilmu yang dapat dilakukan selama KKN. Peserta KKN berharap ilmu tersebut dapat bermanfaat terutama bagi para orangtua dan anak-anak di desa Pinggir. Penyuluhan ini, menggunakan metode interaktif dan memaksimalkan sosial media “tiktok” guna lebih dekat dengan masyarakat di zaman yang sudah mulai mendigitalisasi. Seperti yang tersirat dalam buku psikologi perkembangan anak & remaja (Yusuf, 2012) bahwasannya anak usia dini cenderung melakukan segala sesuatu atas apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan di lingkungannya. Sehingga, lingkungan menjadi salah satu faktor yang mmepengaruhi perkembangan anak, selain hereditas. Terutama di masa covid-19 ini lingkungan keluarga memiliki peranan yang sangat penting untuk anak, perawatan orang tua dengan kasih sayang dan pengetahuan tentang nilai – nilai kehidupan, baik agama ataupun sosial budaya merupakan suatu hal yang kondusif untuk menyiapkan si anak menjadi pribadi dan anggota keluarga yang sehat secara jasmani dan rohani. Apabila dalam suatu keluarga tidak didapati kasih sayang, emosi orang tua yang stabil, minimnya perselisihan, dan ciri keluarga ideal lainnya. maka, keluarga tersebut akan mengalami stagnasi atau disfungsi yang pada gilirannya akan merusak kekokohan konstelasi keluarga tersebut (terkhusus pada perkembangan kepribadian anak). Hal ini dapat pula memicu ketidaksesuaian pola perilaku anak dengan norma masyarakat yang berlaku.