Pengaruh Variasi Kombinasi Kulit Alpukat (Persea americana Mill) Dan Kulit Jeruk Manis (Citrus X sinensis) Terhadap Kualitas Lulur Tradisional Beras Putih
Abstract
Lulur tradisional merupakan kosmetik dari bahan herbal yang digunakan untuk membersihkan kulit dari kotoran serta mengangkat sel kulit mati. Kulit alpukat dan kulit jeruk manis merupakan salah satu contoh pemanfaatan limbah sebagai bahan herbal lulur. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada lulur tradisional, pengaruh variasi kombinasi terhadap kualitas lulur tradisional, serta formulasi yang menghasilkan kualitas optimum pada lulur tradisional beras putih. Pembuatan formula menggunakan 10 g tepung beras putih (TBP) dengan variasi perbandingan massa serbuk kulit alpukat (SKA) : serbuk kulit jeruk manis (SKJM) yaitu 0:0(F1); 5:0(F2); 3:2(F3); 2:3(F4) dan 0:5(F5). Parameter uji penelitian ini yaitu uji fitokimia, uji pH, dan uji organoleptik (warna, aroma, tekstur dan iritasi). Hasil penelitian menunjukkan kualitas optimum lulur tradisional diperoleh pada F3 dengan hasil uji fitokimia positif mengandung antosianin, saponin, tanin, flavonoid, dan steroid. Nilai pH yang diperoleh yaitu sebesar 4,675. Nilai ini sesuai dengan standar SNI 16-43996. Nilai uji organoleptik yang diperoleh pada warna, aroma, tekstur, dan iritasi berturut-turut adalah 4,55; 4,4; 4,75 dan 5 dengan kategori paling disukai oleh panelis, memiliki kriteria warna cokelat muda, aroma khas jeruk manis, dan teksturnya agak kasar (scrub).
Kata kunci : Beras Putih, Kulit Alpukat, Kulit Jeruk Manis, Lulur Tradisional.