Validasi Simplisia dan Ekstrak Kulit Batang Wilalondahi (Archidendron lucyi) sebagai Bahan Aktif Obat Tradisional
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi penggunaan empiris kulit batang Wilalondahi (Archidendron lucyi) yang telah lama dimanfaatkan sebagai agen hemostatik dan penyembuh luka oleh masyarakat Sulawesi Tenggara. Mengingat hingga saat ini belum terdapat informasi terkait komposisi dan karakteristik kulit batang tumbuhan Wilalondahi dalam Monograf Farmakope Herbal Indonesia, maka penelitian dapat menambahkan data baru mengenai aspek fisik, kimia, dan fitokimia dari simplisia kulit batang tersebut sebagai kontribusi terhadap pengembangan informasi tanaman herbal di Indonesia. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa simplisia kulit batang Wilalondahi memiliki karakteristik berdasarkan parameter spesifik dan non-spesifik. Parameter spesifik meliputi analisis makroskopik, yang menunjukkan warna putih kecoklatan, bau khas, rasa hambar, dan tekstur serbuk kasar; analisis mikroskopik, yang mengidentifikasi butir amilum, rambut penutup, dan berkas pembuluh sebagai fragmen pengenal; serta kadar sari larut etanol dengan nilai rata-rata 7%, yang memenuhi standar Farmakope Herbal Indonesia (≥6,7%).
Parameter non-spesifik mencakup kadar air sebesar 7,3%, kadar abu total 8,4%, dan kadar abu tidak larut asam 1,1%, yang keseluruhannya sesuai dengan batas standar (≤10% untuk kadar air, ≤10,2% untuk kadar abu total, dan ≤2% untuk kadar abu tidak larut asam). Skrining fitokimia mengungkap keberadaan flavonoid dan tanin sebagai senyawa bioaktif utama, yang berpotensi memiliki aktivitas antiinflamasi dan hemostatik, mendukung potensi kulit batang Wilalondahi sebagai bahan baku obat herbal.