Validasi Simplisia dan Ekstrak Kulit Batang Wilalondahi (Archidendron lucyi) sebagai Bahan Aktif Obat Tradisional

  • Devin Devin Program Studi D-3 Kebidanan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Institut Teknologi dan Kesehatan Avicenna, Kendari, Indonesia
  • Nur Fitriana Muhammad Ali Program Studi Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Institut Teknologi dan Kesehatan Avicenna, Kendari, Indonesia http://orcid.org/0000-0001-5262-6417
  • Asbar Tanjung Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, STIKes Prima Indonesia, Bekasi, Indonesia
  • Leski Ramadan Program Studi Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Institut Teknologi dan Kesehatan Avicenna, Kendari, Indonesia
  • Yedith Kurniawan Program Studi Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Institut Teknologi dan Kesehatan Avicenna, Kendari, Indonesia
  • Restu Nur Hasanah Haris Program Studi Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Institut Teknologi dan Kesehatan Avicenna, Kendari, Indonesia
  • Irwan Irwan Program Studi Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Institut Teknologi dan Kesehatan Avicenna, Kendari, Indonesia

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi penggunaan empiris kulit batang Wilalondahi (Archidendron lucyi) yang telah lama dimanfaatkan sebagai agen hemostatik dan penyembuh luka oleh masyarakat Sulawesi Tenggara. Mengingat hingga saat ini belum terdapat informasi terkait komposisi dan karakteristik kulit batang tumbuhan Wilalondahi dalam Monograf Farmakope Herbal Indonesia, maka penelitian dapat menambahkan data baru mengenai aspek fisik, kimia, dan fitokimia dari simplisia kulit batang tersebut sebagai kontribusi terhadap pengembangan informasi tanaman herbal di Indonesia. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa simplisia kulit batang Wilalondahi memiliki karakteristik berdasarkan parameter spesifik dan non-spesifik. Parameter spesifik meliputi analisis makroskopik, yang menunjukkan warna putih kecoklatan, bau khas, rasa hambar, dan tekstur serbuk kasar; analisis mikroskopik, yang mengidentifikasi butir amilum, rambut penutup, dan berkas pembuluh sebagai fragmen pengenal; serta kadar sari larut etanol dengan nilai rata-rata 7%, yang memenuhi standar Farmakope Herbal Indonesia (≥6,7%).


Parameter non-spesifik mencakup kadar air sebesar 7,3%, kadar abu total 8,4%, dan kadar abu tidak larut asam 1,1%, yang keseluruhannya sesuai dengan batas standar (≤10% untuk kadar air, ≤10,2% untuk kadar abu total, dan ≤2% untuk kadar abu tidak larut asam). Skrining fitokimia mengungkap keberadaan flavonoid dan tanin sebagai senyawa bioaktif utama, yang berpotensi memiliki aktivitas antiinflamasi dan hemostatik, mendukung potensi kulit batang Wilalondahi sebagai bahan baku obat herbal.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Downloads

Download data is not yet available.
Published
Dec 6, 2024
How to Cite
DEVIN, Devin et al. Validasi Simplisia dan Ekstrak Kulit Batang Wilalondahi (Archidendron lucyi) sebagai Bahan Aktif Obat Tradisional. Journal of Herbal, Clinical and Pharmaceutical Science (HERCLIPS), [S.l.], v. 6, n. 01, p. 89-99, dec. 2024. ISSN 2715-0518. Available at: <https://journal.umg.ac.id/index.php/herclips/article/view/8796>. Date accessed: 22 dec. 2024. doi: http://dx.doi.org/10.30587/herclips.v6i01.8796.