MINA PADI PLUS DI LAHAN TADAH HUJAN KABUPATEN GRESIK DI DESA DAHANREJO KABUPATEN GRESIK
Abstract
Lahan tadah hujan berpotensi digunakan sebagai areal peningkatan produksi padi. Provinsi Jawa Timur memiliki lahan tadah hujan seluas 240.273 ha. Khususnya di Kabupaten Gresik lahan sawah didominasi oleh lahan tadah hujan, dengan luasan mencapai 29.609 ha, lebih luas dari lahan irigasi yang hanya seluas 8.177 Ha (Badan Pusat Statistik Provinsi, 2014).Kendala utama pada lahan tadah hujan adalah produktivitas lahan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan lahan irigasi, Rata-rata hasil bobot gabah kering panen padi di lahan tadah hujan Kabupaten Gresik hanya mencapai 4 ton/ha,. Oleh sebab itu perlu penerapan inovasi pertanian guna meningkatkan produksi padi. Hasil penelitian Khumairoh (2012) menunjukkan bahwa model integrasi padi, bebek, ikan, kompos dan azolla dapat menngkatkan hasil padi mencapai 10,5 ton/ha gabah kering panen. Dalam penelitian Nafisah, Suhaili dan Agustina (2017) menunjukkan bahwa kenaikan rata-rata berat GKG dengan model budidaya integrasi padi-bebek mencapai 20%, dibanding dengan budidaya monokultur. Model pertanian terpadu mina padi plus dapat meningkatkan produktivitas lahan, melalui pengelolaam aneka ragam agro-ekosistem sawah. Dalam pengabdian ini diterapkan model pertanian integrasi padi, bebek, ikan, udang vaname, kompos dan azolla dengan pembanding model pertanian monokultur yang biasa diterapkan petani.