KATARSIS PADA MAHASISWA MELALUI MEDIA SOSIAL: PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN SELF DISCLOSURE
Abstract
Sejak pandemic covid-19, masyarakat Indonesia terlebih mahasiswa semakin mengandalkan internet dalam menjalani rutinitas kesehariannya. Penggunaan media sosial semakin meningkat, hal ini dikarenakan media sosial menjadi sarana yang dapat digunakan untuk berkomunikasi atau bersosialisasi, mendapatkan informasi mengenai suatu hal, serta sebagai wadah aktualiasasi diri terutama saat ruang gerak terbatas pada situasi pandemic covid-19. Trisnani (2017) menyatakan bahwa WhatsApp merupakan media sosial yang paling banyak digunakan untuk berkomunikasi oleh generasi milenial di Indonesia. Syam, Makmur, dan Nur (2020) menambahkan penggunaan WhatsApp meningkat di Indonesia sejak pandemic covid-19. Disisi lain, dalam tahap perkembangan remaja membutuhkan suatu ruang dan interaksi yang nyata untuk bersosialisasi dengan teman sebaya. Media sosial dapat digunakan sebagai katarsis untuk menghilangkan kesepian dan mencapai kebahagiaan pada remaja. Teknik katarsis yang tepat dan santun diperlukan sekali untuk diinformasikan dan dilatih kepada remaja dalam bermedia sosial, hal ini dikarenakan banyaknya data yang menunjukkan bahwa remaja menggunakan dan memposting kata-kata yang kurang santun dalam menyampaikan ide dan pendapat di media sosial. Mengacu pada kondisi dan kebutuhan tersebut, maka psikoedukasi ini menjadi kegiatan yang sangat diperlukan bagi mahasiswa sebagai proses pembelajaran untuk tetap bahagia dan sehat mental.