Dampak Psikologis Sistem Managed Care pada Dokter Umum dan Opsi Resiliensinya
Abstract
Sejak tahun 2014, Indonesia memasuki babak baru sistem pelayanan kesehatan menjadi sistem kesehatan berbasis asuransi (Jaminan Kesehatan Nasional).Sistem ini dikenal dengan istilah managed healthcare dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan. Sistem JKN ini memungkinkan kualitas pelayanan dan pembiayaan kesehatan dapat terselenggara seefisien mungkin, serta mencakup seluruh masyarakat Indonesia. Pada proses pelayanan kesehatan, yang menjadi ujung tombak adalah dokter, sehingga keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh pemerintah tergantung pada sejauh mana dokter menjalankan disiplin profesi. Pelaksanaan pelayanan kesehatan berbasis asuransi ternyata membawa dampak tidak hanya pada masyarakat sebagai pasien, tetapi juga dokter sebagai ujung tombak pelayanan tersebut. Tuntutan pekerjaan yang tinggi dari BPJS sebagai penyelengara dan masyarakat sebagai pengguna, membuat posisi dokter rentan mengalami stres kerja Efek dari stress kerja ini bertendensi menyebabkan banyak gangguan psikologis yang terjadi selama bekerja. Posisi dokter menjadi dilematis. Bertahan di lingkungan pragmatis dengan segala keterbatasan kondisi, membuat peluang munculnya moral hazard dan pengabaian terhadap hak-hak pasien menjadi tinggi. Tujuan penulisan artikel ini adalah mereview kajian-kajian yang membahas berbagai bentuk gangguan psikologis yang dilaporkan terjadi pada dokter di berbagai negara yang telah menerapkan sistem serupa, serta menyajikan opsi resiliensi yang bisa dilakukan oleh dokter di Indonesia.